Definisi Algoritma
“Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian
masalah yang disusun secara sistematis dan logis”. Kata logis merupakan kata
kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus
dapat ditentukan bernilai salah atau benar. Dalam beberapa konteks, algoritma
adalah spesifikasi urutan langkah untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pertimbangan
dalam pemilihan algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya
algoritma akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang
diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran
yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik.
Pertimbangan kedua yang harus diperhatikan adalah kita harus
mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh algoritma tersebut. Hal ini
penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan
aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan). Algoritma yang baik
harus mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya.
Ketiga adalah efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat
ditinjau dari 2 hal yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma
memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi jika kita harus
menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya, algoritma tersebut biasanya
tidak akan dipakai, setiap orang menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga
dengan memori, semakin besar memori yang terpakai maka semakin buruklah
algoritma tersebut. Dalam kenyataannya, setiap orang bisa membuat algoritma
yang berbeda untuk menyelesaikan suatu permasalahan, walaupun terjadi perbedaan
dalam menyusun algoritma, tentunya kita mengharapkan keluaran yang sama. Jika
terjadi demikian, carilah algoritma yang paling efisien dan cepat.
Beda Algoritma dan Program
Program adalah kumpulan pernyataan komputer, sedangkan metode
dan tahapan sistematis dalam program adalah algoritma. Program ditulis dengan
menggunakan bahasa pemrograman. Jadi bisa disebut bahwa program adalah suatu
implementasi dari bahasa pemrograman. Beberapa pakar memberi formula bahwa :
Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data)
Bagaimanapun juga struktur data dan algoritma berhubungan
sangat erat pada sebuah program. Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur
data yang tepat akan membuat program menjadi kurang baik, demikian juga sebaliknya.
Pembuatan algoritma mempunyai banyak keuntungan di antaranya
:
Pembuatan atau penulisan algoritma tidak tergantung pada
bahasa pemrograman manapun, artinya penulisan
algoritma independen dari bahasa pemrograman dan komputer yang
melaksanakannya.
Notasi algoritma dapat diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa pemrograman.
Apapun bahasa pemrogramannya, output yang akan dikeluarkan
sama karena algoritmanya sama.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat algoritma
:
Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian
masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis dalam notasi apapun asalkan mudah
dimengerti dan dipahami.
Tidak ada notasi yang baku dalam penulisan teks algoritma
seperti notasi bahasa pemrograman. Notasi yang digunakan dalam menulis
algoritma disebut notasi algoritmik.
Setiap orang dapat membuat aturan penulisan dan notasi
algoritmik sendiri. Hal ini dikarenakan teks algoritma tidak sama dengan teks
program. Namun, supaya notasi algoritmik mudah ditranslasikan ke dalam notasi
bahasa pemrograman tertentu, maka sebaiknya notasi algoritmik tersebut
berkorespondensi dengan notasi bahasa pemrograman secara umum.
Notasi algoritmik bukan notasi bahasa pemrograman, karena
itu pseudocode dalam notasi algoritmik tidak dapat dijalankan oleh komputer.
Agar dapat dijalankan oleh komputer, pseudocode dalam notasi algoritmik harus
ditranslasikan atau diterjemahkan ke dalam notasi bahasa pemrograman yang
dipilih. Perlu diingat bahwa orang yang menulis program sangat terikat dalam
aturan tata bahasanya dan spesifikasi mesin yang menjalannya.
Algoritma sebenarnya digunakan untuk membantu kita dalam
mengkonversikan suatu permasalahan ke dalam bahasa pemrograman.
Algoritma merupakan hasil pemikiran konseptual, supaya dapat
dilaksanakan oleh komputer, algoritma harus ditranslasikan ke dalam notasi
bahasa pemrograman. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada translasi
tersebut, yaitu :
Compiler dan Interpreter adalah sama mempunyai fungsi untuk mengeksekusi kode program (yang
dibuat oleh program) kemudian menterjemahkannya ke dalam bahasa mesin, sehingga
mesin melakukan instruksi yang diminta oleh oleh programmer tersebut.
Seperti yang kita ketahui, mesin misalnya mesin komputer
hanya mengenal bilangan biner yang lebih dikenal dengan bahasa mesin. Contohnya
adalah “011001011101”.
Compiler dan intrepreter sendiri adalah penerjemah
dari bahasa bahasa tingkat tinggi (misalnya C++,
Compiler adalah perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai penerjemah kode program ke dalam bahasa mesin agar dapat dijalankanoleh mesin dengan mengeksekusi seluruh instruksi dalam program sekaligus.
Jadi jika di dalam program ada error, maka program tersebut sama sekali tidak menghasilkan output. Program hanya menghasilkan output jika keseluruhan kode program telah benar.
Interpreter adalah program sistem yang berfungsi sebagai penerjemah kode program dengan mengeksekusi perintah secara baris per baris dengan mengikuti logika yang terdapat di dalam kode tersebut.
Compiler sendiri bisa diciptakan oleh para programmer atau juga yang masih belajar programming.
Misalnya saya di semester 6 sekarang mendapat matakuliah namanya adalah “Teknik Kompilasi” dengan tujuan dari matakuliah ini bahwa diharapkan mahasiswa dapat menciptakan sebuah compiler sederhana.
Perbedaan
Compiler dan Interpreter secara keseluruhan:
Jika lebih lanjut, maka perbedaan antara compiler dan interpreter secara keseluruhan adalah sebagai berikut ini:
1. Pada compiler, jika hendak menjalankan program hasil kompilasi dapat dilakukan tanpa butuh kode sumber karena telah menghasilkan .exe, sedangkan kalau interpreter butuh kode sumber.
2. Jika pada compiler, pembuatan kode bisa dijalankan mesih dilakukan dalam 2 tahap terpisah, yaitu parsing (pembuatan kode objek) dan linking (pengabungan kdoe objek dengan library), sedangkan dalam interpreter tidak ada proses terpisah.
3. Compiler membutuhkan linker unuk mengabungkan kode objek dngan berbagai macam library demi menghasilkan suatau kode yang bisa dijalankan oleh mesin, sedangkan interpreter tidak butuk linker untuk mengabungkan kode objek dengan berbagai macam library.
4. Interpreter cocok digunakan untuk membuat//menguji coba modul (sub-routine / program – program kecil) tetapi dalam compiler agak susah melakukannya kaerna untuk mengubah suatu modul / kode objek kecil, maka harus dilakukan proses linkiing / penggabungan kembali semua objek dengan library yang diperlukan.
5. Pada compiler bisa dilakukan optimasi / peningkatan kualitas kodde yang bisa dijalankan.
Tujuan optimasi itu sendiri adalah agar lebih cepat, supaya ukuran lebih kecil dan keperluan untuk sistem dengan banyak processor, sedangkan interpreter susah atau bahkan tidak bisa dioptimasi.
Bahasa Pemrograman yang mengunakan Compiler dan Interpreter
1. Menggunakan Compiler:
- Visual Basic (VB)
- Fortran
- Cobol
- Pascal
- C family (C, C++, C#)
2. Menggunakan Interpreter:
- PHP
- ASP
- Perl
Jika lebih lanjut, maka perbedaan antara compiler dan interpreter secara keseluruhan adalah sebagai berikut ini:
1. Pada compiler, jika hendak menjalankan program hasil kompilasi dapat dilakukan tanpa butuh kode sumber karena telah menghasilkan .exe, sedangkan kalau interpreter butuh kode sumber.
2. Jika pada compiler, pembuatan kode bisa dijalankan mesih dilakukan dalam 2 tahap terpisah, yaitu parsing (pembuatan kode objek) dan linking (pengabungan kdoe objek dengan library), sedangkan dalam interpreter tidak ada proses terpisah.
3. Compiler membutuhkan linker unuk mengabungkan kode objek dngan berbagai macam library demi menghasilkan suatau kode yang bisa dijalankan oleh mesin, sedangkan interpreter tidak butuk linker untuk mengabungkan kode objek dengan berbagai macam library.
4. Interpreter cocok digunakan untuk membuat//menguji coba modul (sub-routine / program – program kecil) tetapi dalam compiler agak susah melakukannya kaerna untuk mengubah suatu modul / kode objek kecil, maka harus dilakukan proses linkiing / penggabungan kembali semua objek dengan library yang diperlukan.
5. Pada compiler bisa dilakukan optimasi / peningkatan kualitas kodde yang bisa dijalankan.
Tujuan optimasi itu sendiri adalah agar lebih cepat, supaya ukuran lebih kecil dan keperluan untuk sistem dengan banyak processor, sedangkan interpreter susah atau bahkan tidak bisa dioptimasi.
Bahasa Pemrograman yang mengunakan Compiler dan Interpreter
1. Menggunakan Compiler:
- Visual Basic (VB)
- Fortran
- Cobol
- Pascal
- C family (C, C++, C#)
2. Menggunakan Interpreter:
- PHP
- ASP
- Perl
- Phyton